Rabu, 24 Oktober 2012


 Pentingnya Kebersamaan

Setiap interaksi masing-masing individu merupakan bagian dari dinamika pembelajaran secara terus menerus. Kita adalah individu yang berkecimpung dalam suatu genre musik, dalam hal tersebut berlaku suatu keinteraksian antara genre musik kita dengan genre musik yang lain dimana dalam keinteraksian itu tidak akan pernah lepas dari warna-warni di baliknya. Hal itu lumrah saja, karena tiap-tiap dasar jenis musik masing-masing memiliki karakter dan porsi tersendiri...

Maka sudah menjadi kepastian jika interaksi yang berlangsung antara GRUNGE dengan Metal, GRUNGE dengan Punk, GRUNGE dengan Blues, Jazz, Ska, Pop dan lain-lain memiliki dinamika yang unik dan berbeda. Namun sebelum kita menggabungkan diri untuk berinteraksi dengan masyarakat luar, kita harus mengenali terlebih dahulu lingkungan kita sendiri, kita harus bisa memahami dulu apa yang tengah terjadi dalam komunitas kita. Semua itu untuk menciptakan kebersamaan.
Rasa kebersamaan itu penting. Rasa kebersamaan adalah sakti. Sebagian dari kita ada yang menerjemahkannya sebagai sesuatu yang ideal, berisi kewajiban saling membantu, saling merasakan, dan saling menghargai. Namun, sebagian yang lain mengartikannya sebagai model hubungan yang hanya ada sepanjang dibutuhkan. Sialnya, justru model terakhirlah yang belakangan banyak terdengar di komunitas kita.
Dalam event-event GRUNGE, misalnya, masih ada yang namanya pertikaian, persaingan antar band, dan pihak panitia yang belaku kasar pada crowds/penonton. Kita harus menyadari bahwa sesungguhnya kita membawa suatu nama komunitas orang banyak. Sebegitu pentingkah hiburan, kesenangan, dan kepuasan suatu komunitas hingga menimbulkan saling pukul, saling tendang bahkan saling meludah?! Ternyata…masih ada kesenjangan dalam komunitas GRUNGE ini!
Sebagian dari kita mungkin memilih untuk tetap diam or no comment karena adanya niat untuk mendisiplinkan diri, menghilangkan dendam maupun menunjukkan kesabaran. Tapi, ada pula sebagian dari kita memilih bersuara lantang dan keras, dan tindakan itu juga untuk mendukung niat yang sama. Disitu terlihat, jiwa yang terkoyak memiliki dua aspek, yang satu mungkin sabar dan satunya lagi mungkin benci. Masing-masing memiliki tujuannya sendiri. Bagian-bagian itu mencari jalan untuk menciptakan hal-hal yang memuaskan, hal-hal yang telah biasa dilakukan.
Tapi, sebelum kita merencanakan ciptaan memuaskan diri sendiri itu berjalan, apakah kita menyadari bagian dari diri kita ini atau tidak? Sudah atau belum? Kita tidak akan pernah bisa memiliki semuanya secara sekaligus, karena banyak diantaranya saling bertentangan. Jadi buat apa ribut-ribut ama orang (apalagi teman sendiri dari satu komunitas) kalau dinamika kita sendiri masih suka bertentangan?
Saya mengerti mungkin Anda hanya ingin cari hiburan, tapi buat apa cari hiburan kalau hiburan itu dijadikan ajang persaingan dan pertikaian? Kita harus ingat dalam keadaan apapun (baik sadar maupun drunk!), bicaralah pada diri sendiri kenapa kita datang ke acara musik? Kenapa kita cari hiburan? Kenapa kita menggandrungi genre musik ini? Semua itu tak akan pernah kita pahami kalau kita masih berlarut-larut candu terhadap genre!(lihat : Selamatkan GRUNGE antara jujur dan candu)
Ingat…candu tidak bisa dipuaskan. Cobalah berpikir sejenak tentang keberadaan musik ini, mengapa genre musik ini ada? Kita gak bisa nyalahin Kurt Cobain dan langsung menganggap dia bersalah karena membuat kita kecanduan. Tidak ada satu pun musisi dan pencipta lagu di dunia ini yang patut disalahkan.
Kalau kita sudah memahami tentang keberadaan musik itu kita akan semakin kuat, dan keberadaan GRUNGE hanya bisa kuat eksistensinya oleh rasa kebersamaan komunitas GRUNGE itu sendiri, yaitu kita semua! Hal-hal yang selayaknya dipelajari oleh kita sebagai individu di dalam penyatuan dengan individu lain merupakan hal-hal yang harus dipelajari oleh kelompok, komunitas, dan bangsa dalam penyatuan spiritual dengan kelompok, komunitas, dan bangsa lain.
Pilihan pada masing-masing tingkat adalah apakah berjalan melalui ketakutan dan keraguan ataukah melalui kearifan, apakah arus energi frekuensi rendah jiwa ataukah arus energi frekuensi tinggi ruh. Jika kemarahan satu jiwa pada yang lain menyebabkan sikap defensif, maka kemarahan suatu bangsa, agama, atau jenis kelamin yang lain hanya akan menimbulkan komunitas yang berkotak-kotakkan.
Kita ini mulia, kawan-kawan! Mengenal musik yang luar biasa!
GRUNGE itu seperti Blues, memiliki ketukan/ritme yang khas. GRUNGE itu seperti Jazz, kita menikmati tanpa harus memahaminya. GRUNGE itu seperti Rock yang siap mengguncang adrenalin. Dan GRUNGE itu seperti Punk, mengutamakan kebebasan berpendapat. GRUNGE itu makna musiknya luas. Ruang lingkup musik saja bisa berkumpul bersama dalam wadah GRUNGE, masa pendekar-pendekarnya gak bisa? Kalau ingin tetap melihat kebersamaan yang jujur, mulailah jujur pada diri sendiri. Kita akan merasakan bahwa sesungguhnya musik itu mampu mengasah naluri yang menghasilkan kehalusan budi. Pemahaman terhadap musik membuat kita lebih jauh mampu berempati terhadap sesama. Dengan begitu, akan muncul generasi yang mengutamakan kepentingan orang banyak serta saling membantu mencapai yang terbaik.